Memorabilia Wartawan Udin di Hari Kebebasan Pers Internasional

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta mempersiapkan pameran seni Memorabilia Wartawan Udin, digelar bertepatan dengan peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia, Senin 3 Mei 2021. [Foto Dok AJI Yogyakarta | Rienews]

RIENEWS.COM – Aliansi Jurnalis Independen  (AJI) Yogyakarta berkolaborasi dengan Connecting Design Studio, IndonesiaPENA, dan Antologi Collaborative Space menggelar pameran seni bertajuk Memorabilia Wartawan Udin, untuk memperingati Hari Kebebasan Pers Internasional, Senin 3 Mei 2021.

Hari Kebebasan Pers diperingati untuk menginformasikan pelanggaran kebebasan pers, menegaskan prinsip dasar kebebasan pers, dan melawan serangan terhadap kemerdekaan atau independensi media. Selain itu untuk memberikan penghormatan kepada jurnalis yang telah kehilangan nyawa dalam menjalankan tugasnya.

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO menyebutkan dalam 14 tahun terakhir, hampir 1.200 jurnalis terbunuh karena melaporkan berita.

UNESCO tahun ini mengambil tema informasi sebagai barang publik untuk Hari Kebebasan Pers.

Badan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa itu menegaskan pentingnya menghargai informasi sebagai barang publik. Juga mengeksplorasi apa yang dapat dilakukan dalam produksi, distribusi dan penerimaan konten untuk memperkuat jurnalisme dan memajukan transparansi.

Baca Juga:

Pencarian Korban Longsor di PLTA Batang Toru Diteruskan, 3 Orang Ditemukan Meninggal Dunia

Pemda Harus Sosialisasikan Pengetatan Mobilisasi Hingga Peniadaan Mudik Lebaran

“AJI Yogyakarta bersama jaringannya memperingati Hari Kebebasan Pers kali ini dengan diskusi dan pameran seni pada 3-10 Mei 2021 di Antologi Collaborative Space. Tujuannya, mengingatkan pemerintah agar bertanggung jawab menyelesaikan kasus pembunuhan jurnalis Harian Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin yang gelap hampir 25 tahun,” kata Ketua AJI Yogyakarta, Shinta Maharani dalam siaran pers.

Jurnalis bekerja memenuhi hak publik dan sudah sepatutnya mendapat perlindungan dari negara. Celakanya, perlindungan terhadap kerja jurnalistik di Indonesia sangat rendah. Udin adalah salah satu potret buruknya perlindungan terhadap kerja jurnalis.

Diskusi yang berlangsung pada pembukaan pameran, Senin, 3 Mei menghadirkan Marsiyem, isteri Udin yang bercerita tentang benda-benda peninggalan Udin yang dipamerkan.