RIENEWS.COM – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan dua poin Diplomasi Indonesia untuk Palestina “All Eyes On Rafah” dalam kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga disiarkan secara online, Senin, 3 Juni 2024.
Pertama, perkembangan situasi Gaza saat ini. Kedua, sepak terjang politik luar negeri Indonesia dalam isu tersebut. Ia menggambarkan situasi Palestina saat ini semakin memburuk.
“Tidak ada satu pun kalimat yang dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa situasi bangsa Palestina mengalami perbaikan. Tidak ada sama sekali,” ungkap Retno di hadapan lebih dari 250 orang mahasiswa dan akademisi lintas keilmuan.
Namun pemerintah Indoensia tetap ingin Palestina diakui sebagai negara, meski ada isu atau upaya yang menghambat realisasi itu.
“Palestina akan selalu kami bela,” tegas Retno dalam kuliah umum yang dipandu Dosen Departemen Hubungan Internasional, Fisipol UGM, Muhadi Sugiono.
Sejak 7 Oktober 2023, lebih 2 juta orang terusir. Lebih dari 36.284 orang terbunuh, 15.239 di antaranya adalah anak-anak. Sebanyak 196 personel PBB terbunuh, 82.057 luka-luka, 10 kuburan massal ditemukan di Gaza.
Pemerintah Indonesia berkomitmen mengirim bantuan kemanusiaan sebagai wujud dari bentuk konsistensi untuk membantu pengungsi Palestina. Jumlahnya saat ini lebih dari 4500 ton. Menurut dia, pemerintah siap mengirim bantuan bila suatu waktu diperlukan.
“Semua bantuan kami kirim sesuai dengan permintaan di lapangan,” jelas dia.
Kondisi di sana juga diperparah dengan upaya pelemahan terhadap Badan Bantuan dan Kerja PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East/UNRWA), antara lain dengan penghentian bantuan donor kepada UNRWA.
Saat ini, UNRWA tengah memerlukan bantuan keuangan untuk menangani 6 juta warga Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon. Indonesia terus mendorong banyak pihak untuk membantu organisasi tersebut.
“Pelemahan secara sistematis UNRWA, bukan saja memperburuk pelayanan kepada para pengungsi. Namun secara strategis untuk meniadakan isu pengungsi. Ini adalah tujuan strategis Israel,” imbuh Retno.
Selain itu, Retno juga menyampaikan ada upaya pelemahan two-state solution serta keanggotaan Palestina di PBB masih terus diveto. Namun ia menegaskan, diplomasi Indonesia untuk Palestina tidak pernah berhenti. Indonesia akan terus berjuang melalui Majelis Umum dan di Dewan Keamanan PBB agar Palestina diakui sebagai sebuah negara.
“Indonesia secara konsisten memegang prinsip dan nilai-nilai universal dan terus mendukung perjuangan Palestina. Meski banyak sekali tekanan terhadap Indonesia, termasuk agar Indonesia segera menormalisasi hubungan dengan Israel,” ucap Retno.
Kekokohan prinsip itulah, menurut Retno, membuat Indonesia dihormati dunia internasional.
Enam Prioritas Dukungan
Ada enam prioritas dukungan Indonesia terhadap Palestina.
Pertama, mendorong segera terciptanya gencatan senjata segera dan berkelanjutan (immediate and sustainable ceasefire). Tanpa ceasefire, upaya perbaikan situasi tidak akan terwujud.
Kedua, Indonesia akan terus mendukung kerja UNRWA dan mendorong negara lain untuk terus memberikan dukungannya. Indonesia telah memberi contoh dengan menaikkan kontribusinya kepada UNRWA.
Artikel lain
Aplikasi Belum Tersedia, Anggota DPR Minta Sistem Bayar Tol Nirsentuh Ditunda
Presiden Jokowi Tegaskan Blok Rokan 100 Persen Dimiliki Pertamina
Tiga Juta Lebih Anak Indonesia Merokok, Pemerintah Dinilai Gagal