SENI  

Pameran Lukisan Dari Indonesia ke Palestina, Refleksi Setahun Tragedi Kemanusiaan

Rektor UII Fathul Wahid memperhatikan salah satu karya lukisan dalam pameran lukisan bertema Dari Indonesia ke Palestina: Refleksi Setahun Tragedi Kemanusiaan, digelar di Gedung Moh. Hatta UII dan akan berlangsung selama satu bulan ke depan. Foto Istimewa.
Rektor UII Fathul Wahid memperhatikan salah satu karya lukisan dalam pameran lukisan bertema Dari Indonesia ke Palestina: Refleksi Setahun Tragedi Kemanusiaan, digelar di Gedung Moh. Hatta UII dan akan berlangsung selama satu bulan ke depan. Foto Istimewa.

Sejarah mencatat, sejak 7 Oktober 2023, situasi memburuk dengan genosida massal yang dilakukan oleh Israel di berbagai wilayah Palestina, seperti Gaza dan Rafah, serta melebar ke Lebanon. Ribuan nyawa telah hilang, kebanyakan perempuan dan anak-anak.

Tindakan ini telah melanggar Konvensi Genosida 1948, yang didefinisikan sebagai upaya menghancurkan suatu kelompok nasional, etnis, ras, atau agama. Negara-negara seperti Afrika Selatan sudah mengajukan tuntutan terhadap Israel atas pelanggaran ini.

Meskipun tindakan Israel terus menuai kritik internasional, negara-negara adikuasa cenderung permisif dengan dalih hak membela diri dari serangan Hamas. Padahal, penindasan terhadap Palestina sudah terjadi sejak 1948, jauh sebelum berdirinya Hamas. Israel terus memperluas okupansi, memperkuat persenjataan, dan menarik orang-orang dari berbagai negara untuk menjadi penduduk di wilayah yang diduduki.

Respons internasional terhadap tragedi ini pun hingga saat ini tampak masih  terbelah. Banyak negara mengutuk Israel dan mendukung Palestina dalam resolusi-resolusi di Majelis Umum PBB, tetapi dukungan ini belum cukup kuat untuk menghentikan kejahatan perang Israel. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel tetap mencari dukungan militer dan finansial dari pemimpin dunia, memperparah ketimpangan kekuatan antara Palestina dan pendukung Israel.

Artikel lain

Menlu Retno Sampaikan Diplomasi Indonesia untuk Palestina “All Eyes on Rafah”

Hari Kebebasan Pers Sedunia 2024, UNESCO Nobatkan Jurnalis Palestina Raih Penghargaan Guillermo Cano

TelkomGroup Perkuat Digitalisasi Maritim Melalui Pemanfaatan Satelit Merah Putih 2

Kegiatan seminar menghadirkan beberapa pembicara, antara lain Ketua EMT MER-C Indonesia, Arief Rachman, Sp.Rad., Guru Besar Fakultas Hukum UII, Prof. Dr. Sefriani, S.H., M.Hum., serta Kepala Laboratorium Inovasi Global, Hubungan Internasional UII, Rizki Dian Nursita, S.IP., M.H.I. Dalam rangka memberikan gambaran situasi terkini di Palestina, pada penyelenggaraan seminar ini juga diisi dengan laporan langsung oleh tim MER-C yang saat ini bertugas di Gaza. (Red)