ARENA  

Tim Psikolog Beberkan Tantangan Mental Tim U-22

Dosen Piskologi Unair, Afif Kurniawan. Foto unair.ac.id.
Dose Piskologi Unair, Afif Kurniawan. Foto unair.ac.id.

RIENEWS.COM – Ada peran tim psikolog dalam keberhasilan Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Indonesia atau Tim U-22 dalam ajang SEA Games 2023. Tim psikolog yang ditunjuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tersebut beranggotakan Afif Kurniawan, Steven Halim dan Laksmiari Saraswati.

Mereka berperan untuk memastikan kondisi psikologis atlet dari pra-latihan, latihan, pra-pertandingan, pertandingan hingga pasca-pertandingan. Dan hanya butuh waktu persiapan dua bulan menjelang perhelatan hingga berakhirnya SEA Games Kamboja. Ada tiga fase yang dilalui, yakni fase pemetaan profil, babak penyisihan grup, serta babak final dan semi final.

Apa sajakah persiapan yang dilakukan dalam tiga tahap itu?

Fase Pemetaan Profil
Afif menjelaskan, saat itu ada lebih dari 50 pemain yang masuk proses seleksi. Tantangan tim psikolog adalah harus cepat dan tepat dalam memetakan profil para calon pemain. Termasuk mengetahui kondisi latar belakang, profil keluarga dan lain-lain. Tanpa data awal, tidak mungkin psikolog bisa menyusun sebuah dinamika kepribadian seorang pemain.

Fase Babak Penyisihan Grup
Pada fase grup, banyak komentar yang justru mencoba ‘melemahkan’ Timnas Indonesia. Seperti, timnas beruntung karena berada dalam grup yang mudah, sehingga pasti lolos ke semifinal. Juga komentar tentang timnas akan kesulitan menghadapi Thailand atau Vietnam dari Grup B.

Dalam pertandingan tersebut, Indonesia satu grup dengan Kamboja sebagai tuan rumah, Timor leste, Myanmar dan Filipina. Bagi yang berkomentar meredahkan, bahwa timnas memenangkan pertandingan di grup seharusnya sangat mudah.

“Komentar itu justru melemahkan mental pemain, terutama dari mindset atau pola pikir. Pemain akan menganggap lawan sebagai tim yang mudah dan cenderung meremehkan,” jelas Dosen Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Afif.

Mindset semacam itu kurang sesuai dengan mindset yang dibangun dalam timnas, bahwa semua tim yang berkompetisi sama-sama bagus.

Salah satu solusinya, tim pendamping psikologis mengajak pemain untuk mengelola mindset tentang bagaimana memenangkan pertandingan. Bukan mindset bagaimana mengalahkan siapa yang menjadi lawan. Tim juga mulai membatasi kontak pemain dengan media sosial dan melakukan pendekatan kognitif untuk mengubah mindset.

Fase Final dan Semi Final
Pada ini, Afif menekankan ketenangan dan pengelolaan emosi yang baik. Sebab semua pemain ingin pulang membawa emas. Namun, dalam kajian psikologi, pengelolaan semangat dan motivasi yang tidak baik akan berbanding terbalik dengan performa.

Artikel lain

Atlet Pulang Bawa Emas SEA Games 2023, Siapa Saja Berperan?

Siber Bareskrim Polri Usut Serangan Ransomware BSI

Ini Rute Arakan Tim U-22 Meraih Emas SEA Games 2023