Adaptasi Pendidikan Dokter Atasi Penyakit Baru dan Kritis Pasien

Prof. Dr. Gandes Retno Rahayu, M. Med. Ed., Ph.D., dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK-UGM). [Foto UGM | Rienews]

Menurutnya, melalui seleksi dan pengembangan karier dosen yang tepat akan menghasilkan dosen dengan kemampuan teknis untuk melakukan pembelajaran yang benar, dengan pendekatan yang benar, dan oleh orang yang benar.

Selain itu penyesuaian kurikulum juga harus dilakukan.

“Kurikulum harus dibuat terstruktur untuk memberikan arah dan cara yang jelas dalam mencapainya. Adopsi kurikulum berbasis kompetensi yang responsif terhadap perubahan sangat diperlukan. Bukan kurikulum yang didiominasi oleh kegiatan pembelajaran yang statis. Kompetensi harus disesuaikan dengan konteks lokal dan global,” ungkap Gandes.

Hal lain, dengan menerapkan pembelajaran yang adaptif dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Gandes menyebutkan Fakultas Kedokteran perlu memupuk budaya berpikir kritis untuk memobilisasi pengetahuan ilmiah, pertimbangan etis, dan penalaran publik untuk menghasilkan transformasi sosial yang mencerahkan.

“Proses belajar yang menstimulus tumbuhnya kemampuan berpikir kritis, analitis, dan keterampilan menyelesaikan masalah harus menjadi warna utama pembelajaran pendidikan kedokteran,” tegasnya.

Kolaborasi dalam berbagai level, kata Gandes, menjadi sebuah kata kunci penting dan tidak dapat dihindari.

“Kolaborasi perlu dilakukan di dalam internal fakultas, lintas fakultas, secara nasional maupun lintas negara. Kemitraan bersama melalui jaringan, aliansi, dan konsorsium dengan berbagai pemangku kepentingan perlu diperkuat,” imbuh Gandes. (Rep-04 | Rel)