SUMUT  

Bupati Karo Resmikan Jembatan Napak Tilas Pahlawan Kiras Bangun

Bupati Karo, Terkelin Brahmana menggunting pita dalam peresmian jembatan Napak Tilas Kiras Bangun Pahlawan Nasional, di Desa Batukarang, Kecamatan Payung, Senin 29 Juli 2019. [Foto Rienews]

Pada 1870, Belanda telah menduduki Sumatera Timur yaitu Langkat dan sekitar Binjai, membuka perkebunan tembakau dan karet.

Belanda ingin memperluas usaha perkebunan ke Tanah Karo, dengan alasan tanah di sekitar Binjai telah habis ditanami. Belanda semakin ngotot, terlebih setelah mengetahui kalau tanah untuk perkebunan di daerah pegunungan Tanah Karo sangat cocok untuk pertanian, didukung udaranya yang sejuk sepanjang musim.

Kepopuleran Kiras Bangun sendiri akhirnya diketahui Belanda dari penduduk Langkat. Untuk itu, kata Sastra Purba, timbul keinginan Belanda untuk menjalin persahabatan dengan Garamata agar diperbolehkan masuk ke Tanah Karo, membuka usaha perkebunan.

Persetujuan Garamata atas kedatangan Belanda akan diberi imbalan uang, pangkat dan senjata. Untuk melancarkan niat bulus ini, Belanda mengutus seseorang yang sudah berkali-kali membujuk Kiras Bangun agar Belanda diberi izin masuk ke Tanah Karo.

“Namun keinginan Belanda untuk memasuki Tanah Karo ditolak mentah-mentah oleh Kiras Bangun. Ini membuktikan kesetiaan seorang Kiras Bangun kepada tanah tumpah darahnya yang sudah mengetahui akal licik Belanda berniat menguasai Tanah Karo,” ujarnya.

“Tahun 1902, situasi di Tanah Karo sendiri sudah semakin memanas semenjak Guillaume dan sejumlah pengawalnya bersenjata lengkap menduduki Berastagi dan Kabanjahe. Garamata dan pengikutnya berupaya untuk menghimpun segenap kekuatan,” ujar Sastra.

Kiras Bangun sendiri gugur pada 22 Oktober 1942, dan jenazahnya dimakamkan di tempat kelahirannya, Desa Batukarang, Kecamatan Payung.

Kiras Bangun dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia masa  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November 2005 dalam peringatan Hari Pahlawan 10 November 2005.

Plt Kepala Dinas PUPR Paksa Tarigan mengungkapkan anggaran pembangunan jembatan Napak Tilas dari APBD Karo Tahun Anggaran 2017, dengan total dana digelontorkan sekitar Rp4 miliar lebih. Dengan rincian, pembukaan dan pembangunan jalan dari arah Desa Batukarang sampai jembatan pertama sepanjang 285 meter, pembangunan jembatan pertama dengan panjang 12 meter, lebar 5 meter.

Kemudian, dari jembatan pertama dibangun lagi jalan sepanjang 286 meter, baru dibangun jembatan kedua dengan panjang 24 meter, lebar 4,5 meter.

Infrastruktur ini menghubungkan Desa Batukarang di Kecamatan Payung dengan Desa Kutasuah, Kecamatan Munte.

Ditegaskan Paksa Tarigam di tahun 2020, melalui anggaran DAK (dana alokasi khusus), akan dilakukan peningkatan jalan.

Kepala Desa Batukarang, Roin Andreas Bangun mengapresiasi dan berterimakasih kepada Bupati Karo Terkelin Brahmana yang sudah menganggarkan pembangunan jalan dan jembatan ini sekaligus meresmikannya.

“Dengan adanya jalan dan jembatan ini akan mempercepat laju perekonomian masyarakat desa sekitar, namun kedepan pembangunan dan peningkatan jalan ini  agar dituntaskan,” kata Roin didampingi tokoh pemuda Frans Maradona Bangun, Sudarmin Bangun, Yakin Bangun dan Robert Tarigan. (Rep-01)