PEMILU  

Debat Ketiga Pilpres, Setara Institute Ingatkan Tak Ada Bahasan Reformasi TNI

Format debat capres dan debat cawapres Pemilu 2024. Foto Instagram KPU RI.
Format debat capres dan debat cawapres Pemilu 2024. Foto Instagram KPU RI.

RIENEWS.COM – Setara Institute menilai ketiga calon presiden (capres), yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo mengabaikan isu krusial tentang reformasi TNI dan sektor keamanan dalam Debat Ketiga Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 7 Januari 2024 malam lalu. Selama debat ketiga capres lebih memberi perhatian lebih pada aspek anggaran, alutsista, digital, diplomasi, hingga kesejahteraan prajurit untuk penguatan pertahanan guna terselenggaranya upaya menjamin rasa aman warga negara.

“Debat ketiga bertema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik itu telah membuka mata kita, bahwa isu-isu tersebut penting karena terkait bagaimana negara menjalankan kewajibannya untuk menjamin rasa aman bagi warga negaranya dari berbagai ancaman, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri. Tapi ada beberapa catatan penting,” papar Direktur Eksekutif Setara Institute, Halili Hasan dalam siaran pers tertanggal 8 Januari 2024.

Catatan Penting

Pertama, isu pertahanan menyimpan persoalan akuntabilitas dan transparansi yang perlu mendapat perhatian, terutama berkaitan penggunaan anggaran untuk pembelian alutsista. Generalisasi, bahwa banyak hal dalam isu pertahanan merupakan rahasia negara, kontraproduktif terhadap upaya membangun tata kelola pemerintahan baik dan bersih.

“Soal alutsista bekas, demi rasa aman warga negara serta keamanan para prajurit, sudah semestinya pemerintah perlu memberikan penjelasan terkait kondisi dan kebijakan itu,” kata Hasrul.

Kedua, perhatian para capres terhadap beragam bentuk ancaman non konvensional, seperti ancaman digital, perlu diimbangi dengan kebijakan-kebijakan yang menopang modernisasi pertahanan tersebut. Dinamika ancaman yang terus berkembang telah membuktikan, bahwa respons militeristik tidak selalu menjadi jawaban.

Penguatan kapasitas warga negara sesuai keilmuannya perlu didorong untuk terlibat dalam mengantisipasi ancaman nonkonvensional. Perkembangan bentuk ancaman semakin menguatkan urgensi penguatan pertahanan semestinya dilakukan dengan pendekatan keamanan manusia (human security approach).

Ketiga, dinamika geopolitik yang rentan mengalami peningkatan eskalasi, seperti Laut Natuna Utara atau Laut Cina Selatan dan konflik Rusia-Ukraina, memperlihatkan urgensi fokus pertahanan ke luar (outward looking defense). Penguatan kekuatan matra laut dan udara menjadi penting untuk melindungi segenap wilayah terluar dan perbatasan Indonesia.

Keempat, penguatan alutsista dan kesejahteraan prajurit kontributif terhadap akselerasi reformasi TNI.

Artikel lain

Pesan Debat Ketiga, We are Groot hingga Indonesia Respected Forever

Posko Angkutan Nataru Ditutup, Penumpang KA Naik 27 Persen

Pakar Transportasi Minta Double Track KA di Jalur Selatan Segera Dibangun