“Hasil rapat menghasilkan kesepakatan pihak Pertamina menyiapkan 2 unit dump truck untuk pembersihan lokasi sampai selesai. Pertamina turut membantu dan memberi dukungan untuk kegiatan pembersihan sampai selesai, diperkirakan sekitar satu minggu,” kata Oberlin.
Selain itu, kata Camat Merdeka, PT. PGE Area Sibayak akan membuat bak penampungan air, mengurangi debit air turun, dan air disalurkan lewat pipa dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain itu, sebut Oberlin, PT. PGE Area Sibayak membangun buffer zone.
Senior Supervisor Operation (HSE) PT. PGE Area Sibayak, Ryan Dwi Gustriandha menjelaskan, berdasarkan analisis dan monitoring melalui hasil tangkapan drone, terjadi longsoran di empat jalur.
“Dapat kita lihat ada alur longsoran terjadi empat jalur. Sesuai pengamatan kami, longsoran ada dari Gunung Sibayak terlihat ada empat alur jalur akses dari hilir, namun sampai ke hulu. Hanya tiga titik akses alur longsoran, akibat curah hujan deras dan sangat tinggi menyebabkan timbulnya banjir bandang ke arah cluster A, cluster B dan cluster C,” ujar Ryan.
Ryan belum bisa pastikan titik awal sumber banjir bandang.
“Karena lewat drone belum terlihat akibat rimbunnya pohon sampai ke titik atas Gunung Sibayak. Sehingga kesimpulan, pusat titik longsoran belum teridentifikasi. Selain itu ada tanda-tanda terlihat pohon sebagian gundul. Untuk itu sulit melakukan reboisasi karena lokasi agak terjal,” tutur Ryan.
Kasi UPTD Tahura, Dinas Kehutanan Pemprov Sumut, Fendi P. Siadari menyatakan, pasca banjir bandang, pihaknya sudah menyampaikan ke Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
“Kedepan kami akan membangun penahan penampungan debit air, sesuai anggaran yang sudah ada. Tahun 2019 ini semuanya akan clear. Sebab anggaran sebelumnya sudah ada. Akibat adanya bencana alam ini, maka kita usulkan ke Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, agar dana ini dialihkan ke lokasi titik longsoran, pembuatan penahan debit air,” imbuh Fendi. (Rep-01)