RIENEWS.COM – Program imunisasi dasar yang digencarkan pemerintah pada tahun 2017 berhasil menjangkau 92,04 persen. Angka ini melebihi target yang telah ditetapkan yakni 92 persen. Tapi pada tahun 2018, angka capaian terjun bebas.
Bahkan meski tiga bulan imunisasi massal sudah diperpanjang, angka capaiannya hanya 57,9 persen. Persentase anak yang telah menerima imunisasi tidak lengkap hanya mencapai 32,9 persen pada tahun 2018. Selanjutnya, cakupan imunisasi di tingkat desa juga lebih rendah daripada di tingkat perkotaan.
Kecilnya angka capaian program imunisasi massal berpotensi meningkatkan angka penyakit yang mematikan seperti difteri, TBC, campak, rubella, dan penyakit lainnya yang bisa dicegah melalui imunisasi.
Situasi terkait keragu-raguan vaksin di Indonesia dinilai memburuk. Kurangnya kepercayaan dan kurangnya pengetahuan masyarakat adalah faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan imunisasi di Indonesia.
Padahal, menurut data UNICEF, imunisasi berhasil mencegah dua juta kematian di dunia setiap tahunnya.
Simak Berita: Sejumlah Sekolah di Karo Tolak Vaksin MR
Melalui program Pelatihan Peliputan Hak Anak dan Kesetaraan, jurnalis diharapkan bisa memberikan kontribusi untuk menyadarkan publik bahwa anak memiliki hak untuk sehat. Salah satu pemenuhan hak anak untuk sehat adalah melalui imunisai.
Kepala Unit Komunikasi dan Advokasi Publik, Thierry delevigne-jean melihat kekuatan media di Indonesia sebagai kekuatan yang luar biasa. Bagi UNICEF di seluruh dunia, media adalah kawan untuk mengadvokasi isu-isu penting dan membantu membuat perubahan besar di seluruh dunia, termasuk untuk isu-isu anak.
Baca Berita: