PEMILU  

Bawaslu Awasi TPS yang Dekat Posko Tim Pemenangan

Konferensi pers Bawaslu, 11 Februari 2024. Foto Dok. Bawaslu.
Konferensi pers Bawaslu, 11 Februari 2024. Foto Dok. Bawaslu.

“355 temuan ini, berdasarkan analisis oleh tim pengawasan siber terhadap konten yang diduga melanggar atau tidak,” kata Anggota Bawaslu Lolly Suhenty di media center Bawaslu, Senin, 12 Februari 2024.

Dia menerangkan, temuan tersebut dibagi beberapa kategori. Lolly mencontohkan, berdasarkan platform, dari 355 konten yang sudah diawasi, ditemukan platform facebook (FB), sebanyak 33,2 persen dan platform Youtube 0,6 persen.

“Ini membuktikan, platform FB dengan isi konten paling banyak tentang pelanggaran pemilu dibanding Youtube,” ucap dia.

Berdasarkan jenis sasaran siber paling banyak, serangan siber paling banyak, menyasar kepada paslon capres-cawapres 02 sebanyak 45 persen. Kemudian paslon 01 sebesar 33 persen dan paslon 03 sebanyak 18 persen.

Ia memprediksi, bahwa hoaks menjelang pemungutan suara akan meningkat. Kemudian dia meminta kepada jajaran Bawaslu, untuk lebih meningkatkan intensitas pencegahan dan pengawasan siber agar lebih maksimal.

“Kolaborasi dengan platform digital juga dilakukan dengan intens,” pesan Lolly.

Sementara Koalisi Masyarakat Sipil Lawan Disinformasi Pemilu yang berisikan 20 organisasi masyarakat sipil dan peneliti independen yang peduli pada penanganan gangguan informasi untuk mengawal pemilu damai 2024 juga melakukan monitoring media sosial.

Dalam evaluasinya, koalisi yang diwakilkan Ketua Mafindo Septiaji Eko Nugroho menyebut, ada beberapa temuan terkait penyebaran disinformasi dan ujaran kebencian terkait pemilu.

Artikel lain

Capres Anies dan Ganjar Deklarasi Dukungan Kemerdekaan Pers

Sanksi DKPP, Anggota Komisi II DPR Usul Asas Pemilu Ditambah Etis

4 Poin yang Harus Dipastikan Pengawas TPS

“Dari banyaknya disinformasi yang beredar, platform Youtube menjadi tempat ditemukan disinformasi terbanyak, yakni 44.6 persen. Disinformasi juga ditemukan di Facebook (34.4 persen), Tiktok (9.3 persen), Twitter atau X (8 persen), Whatsapp (1.5 persen), dan Instagram (1.4 persen),” papar Septiaji. (Rep-04)