PEMILU  

H-6 Pemungutan Suara, KPU Masih Lantik Anggota KPUD Daerah

Pelantikan anggota KPU daerah, 8 Februari 2024. Foto Dok. KPU.
Pelantikan anggota KPU daerah, 8 Februari 2024. Foto Dok. KPU.

RIENEWS.COM – Tepat enam hari menjelang hari H pemungutan suara serentak di TPS-TPS seluruh Indonesia, Komisi Pemilihan Umum (KPU) melantik anggota KPU Daerah Periode 2024-2029. Adapun anggota KPU yang dilantik adalah KPU Provinsi NTT, dan KPU Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT. Juga dilakukan pelantikan Penganti Antarwaktu (PAW) satu anggota KPU Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan dan 1 anggota KPU Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

Ketua KPU Hasyim Asy’ari berpesan kepada anggota KPU yang baru dilantik untuk berpedoman dan berpegang pada ketentuan peraturan perundang-undangan, baik itu UU Pemilu, Peraturan KPU, Peraturan Bawaslu, Peraturan DKPP, serta perundang-undangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu agar tidak mudah goyah.

Hasyim juga meminta agar anggota yang baru dilantik untuk segera menyesuaikan diri dengan situasi perkembangan pemilu, terlebih pada hari pelantikan ini, bertepatan dengan 6 hari menuju hari pemungutan suara.

“Pastikan segala sesuatunya siap, supaya pelayanan kita kepada pemilih dapat dimaksimalkan dan ada peningkatan kualitas layanan kita kepada pemilih,” ujar Hasyim.

Bawaslu Waspadai Printer dan Scanner

Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengingatkan potensi kerawanan dalam penggunaan printer dan scanner menjadi alat bantu rekapitulasi suara. Lantaran banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan alat tersebut dalam melakukan rekapitulasi suara.

“Pertama berkaitan dengan kondisi TPS, apakah TPS-nya ada aliran listrik atau tidak. Kondisi TPS yang tidak teraliri listrik tentu akan jadi masalah. Kemudian apakah akan mati listrik,” ujar Bagja dalam diskusi yang digelar Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC) di Jakarta, Rabu, 8 Februari 2024.

Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan sumber daya manusia Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

“Harus dipastikan oleh KPU, setidaknya satu KPPS mempunyai kemampuan untuk mengoperasikan alat printer dan scanner. Karena ini berkaitan dengan rekapitulasi manual. Formnya itu diisi dan diperbanyak melalui fotokopi,” imbuh alumnus Universitas Indonesia itu.

Bagja menyarankan, agar KPU melakukan pelatihan atau pendampingan dalam penggunaan alat printer dan scanner. Sebab penggunanya kadang kesulitan untuk mengoperasikan scanner dan mesin printer menggunakan gadget yang dimiliki. Bagja juga mengapresiasi penggunaan alat tersebut untuk mengurangi tingkat kelelahan yang dihadapi KPPS seperti pada Pemilu 2019 karena harus mengisi baanyak formulir.

“Ini mengapa, Bawaslu harus mengawal semua tahapan dari tingkat atas hingga yang paling bawah,” tuntas Bagja.

Artikel lain

Kampus Ajarkan Mahasiswa Jadi Pemilih Cerdas dan Pengawas Pemilu

Pemilu 2024 Belanja Bansos Melonjak Hampir Rp500 T

Temuan Bawaslu di LN dari Surat Suara Telat hingga Pemilih Ganda